KONSEP DASAR KEBIDANAN
GANGGUAN TUBUH KARENA KELEBIHAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
Disusun
Oleh :
NAMA :Desi
Damasari
NIM :15150039
KELAS :A.12.1
PROGRAM STUDI D3
KEBIDANAN
UNIVERSITAS RESPATI
YOGYAKARTA
2015 / 2016
vvvv
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Dan
harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini
Daftar
Isi
Kata Pengantar ……………………………………………………………....
1
Daftar Isi ………………………………………………………………….....
2
BAB I : PENDAHULUAN
Latar
Belakang ……………………………………………………….3
BAB II : ISI
A.Pengertian
Cairan dan Elektrolit ……………………….………….4
B.Faktor-faktor
yang berpengaruh pada keseimbangan
cairan dan elektrolit
………………………………………………..4
C.
Gangguan tubuh karena kelebihan Cairan ………………….……..5
D.
Gangguan tubuh karena kelebihan Elektrolit ………………….….10
BAB III : PENUTUP
A.
Kesimpulan ………………………………………………………..14
B.
Saran ……………………………………………………………....14
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..…15
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gangguan
volume cairan dalah suatu keadaan ketika individu beresiko mengalami penurunan,
peningkatan, atau perpindahan cepat dari satu kelainan cairan intravaskuler,
interstisial dan intraseluler. (Carpenito, 2000).
Keadaan
dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami kelebihan cairan
intraseluler atau interstisial. (Carpenito, 2000).Dari pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa kebutuhan cairan sangat penting bagi kehidupan makhluk
hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian
Cairan dan Elektrolit
Cairan
dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian
dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi
dan perpindahan berbagai cairan tubuh.
Cairan
tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik
yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke
dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan
didistribusi ke seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan
cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh
total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan
berpengaruh pada yang lainnya.
B.Faktor-faktor
yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit
·
Umur
Karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh,metabolism,dan berat badan.
·
Iklim
Orang yang tinggal di
daerah yang panas(suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah memiliki
peningkatan kehilangan cairan dan elektrolit melalui keringat.
·
Strees
Meningkatkan
metabolisme sel,glukosa darah, dan pemecahan glikogen otot. Mekanisme ini dapat
meningkatkan natrium dan retensi air bila berkepanjangan dapat meningkatkan
volume darah.
·
Diet
Ketika intake nutrisi
tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga serum albumin
dan cadanagn protein akan menurun,padahal keduanya sangat diperlukan dalam
keseimbangan cairan yang menyebabkan edema.
·
Kondisi sakit
C.
Gangguan tubuh karena kelebihan Cairan
Air
merupakan bagian penting dalam tubuh manusia. Dalam tubuh, air berfungsi
sebagai pengatur suhu tubuh, pelarut, bantalan sendi, dan membawa zat penting
ke seluruh tubuh.
Konsumsi
air pun tak boleh kekurangan maupun kelebihan karena dapat menganggu kesehatan. Berikut
akibatnya jika kelebihan air, seperti dipaparkan dokter spesialis penyakit
dalam-konsultan ginjal dan hipertensi, Parlindungan Siregar.Overhidrasi
berbahaya bagi tubuh Anda, dampaknya bisa sampai pada kematian.
Asupan
air tidak boleh berlebihan karena dalam keadaan normal, ginjal yang sehat hanya
mampu mengeluarkan 400-600 ml air per jam.
Berlebihan
minum air justru bisa menyebabkan hiponatremia atau kekurangan natrium dalam darah.
Akibatnya, kesadaran bisa menurun dan tubuh terasa lemas.
Bahaya
kelebihan air juga bisa terjadi pada seseorang yang melakukan olahraga berat.
Menurut Parlin, kondisi ini pun bisa menyebabkan kematian. Orang yang melakukan
olahraga berat juga disarankan tidak minum berlebihan saat olahraga. "Jadi
kalau haus minum. Minumlah air seperlunya," imbuh Parlindungan.
Wanita
disebut lebih rentan mengalami overhidrasi atau kelebihan cairan. Hal ini
disebabkan karena wanita memiliki tubuh yang lebih kecil, sehingga pelepasan
panas dan cairan tubuh melalui penguapan dan keringat lebih sedikit.
"Pada
perempuan, cairan lebih banyak tertahan di dalam tubuh. Faktor perubahan
hormonal seperti saat menstruasi juga membuat tubuh perempuan mempunyai
kecenderungan menahan air," papar pakar fisiologi olahraga dari Departemen
Fisiologi FKUI Ermita Ilyas di RSCM Jakarta.
Tipe dasar ketidakseimbangan cairan
adalah sebagai berikut :
1.
Ketidakseimbangan Isotonik
Kekurangan
dan kelebihan isotonic dapat terjadi jika air dan elektronik diperoleh atau
hilang dalam proporsi yang sama. Kadar elektrolit dalam serum tetap tidak
berubah, kecuali terjadi ketidakseimbangan lain.
Klien
yang beresiko mengalami ini adalah klien yang mengalami kehilangan cairan dan
elektrolit melalui saluran gastrointestinal, misal akibat muntah, pengisap
lambung, diare, atau fistula. Bayi dan lansia ( usia lanjut ) paling cepat
terkena pengaruh akibat kehilangan cairan dan elektrolit ini (Weldy, 1992).
Penyebab lain dapat meliputi perdarahan, pemberian obat-obat diuretic, keringat
yang banyak, demam, dan penurunan asupan per oral.
Kelebihan
volume cairan terjadi saat air dan natrium dipertahankan dalam proporsi
isotonic sehingga menyebabkan hipervolemia tanpa disertai perubahan kadar
elektrolit serum. Klien yang beresiko mengalami kelebihan volume cairan ini
meliputi klien yang menderita gagal jantung kongestif, gagal ginjal dan sirosis
(Weldy, 1992).
Penyebab
beserta tanda dan gejala gangguan cairan ketidakseimbangan isotonic meliputi :
a.
Kelebihan volume cairan
Tanda dan gejala pemeriksaan
fisik : denyut nadi kuat, pernapasan cepat,
hipertensi, distensi vena leher, peningkatan tekanan vena, suara krakles di
paru-paru, peningkatan berat badan yang cepat.
Penyebab :
·
Gagal jantung kongestif
·
Gagal injal
·
Sirosis
·
Paningkatan
kadar aldosteron dan steroid di dalam serum
Hasil pemeriksaan
laboratorium penurunan semua BUN <10mg/100ml.
Penyebab :
·
Asupan natrium
berlebihan
2. Sindrom Ruang-Ketiga
Sidrom ruang-ketida terjadi jika
cairan terperangkap di dalam suatu ruangan dan cairan di ruangan tersebut tidak
mudah ditukar dengan cairan ekstrasel. Klien yang menderita sindrom
ruang-ketiga akan mengalami efek kekurangan volume cairan ekstrasel.
Sindrom
ini terjadi ketika cairan ekstrasel berpindah kedalam suatu ruangan tubuh
sehingga cairan tersebut terperangkap di dalamnya. Akibat murni yang terjadi
adalah kekurangan volume cairan di dalam ekstrasel. Obstruksi usus yang kecil
atau luka bakar dapat menyebabkan perpindahan cairan sebanyak 5 sampai 10 liter
keluar dari ruang ekstrasel.
Penyebab
beserta tanda dan gejala sindrom ruang ketiga meliputi
Tanda dan gejala è pemeriksaan fisik : hipotensi, peningkatan lingkar perut (yang disertai
obstruksi usus halus, asites).
Penyebab :
·
Hipertensi
portal
·
Obstruksi usus halus
·
Peritonitis
Hasil pemeriksaan laboratorium è natrium serum menurun <135mEq/L dan albumin menurun
<3,5g/100ml (hilang dalam cairan yang terperangkap).
Penyebab :
·
Luka
bakar
3.
Ketidakseimbangan hiperosmolar :
Tanda dan gejala pemeriksaan
fisik : penurunan berat badan, membrane
mukosa menjadi kering dan lengket, rasa haus, suhu tubuh meningkat,
iritabilitas, konvulsi tarikan atau ketegangan otot yang dapat
menyebabkan kejang pada bagian tubuh), koma.
Penyebab :
·
Diabetes insipidus
·
Interupsi dorongan
rasa haus yang dikontrol secara neurologis
·
Ketoasidosis diabetic
·
Pemberian cairan
hipertonik
·
Diuresis hipertonik
Hasil pemeriksaan
laboratorium è natrium serum meningkat
>145 mEq/L dan osmolalitas serum meningkat >295mOsm/kg.
Penyebab :
·
Pemberian cairan
hipertonik
·
Diuresis osmotic
4.
Ketidakseimbangan hipoosmolar
Tanda dan gejala pemeriksaan
fisik : tingkat kesadaran menurun,
konvulsi, koma.
Penyebab
: SIADH
Pemeriksaan
laboratorium è kadar serum menurun <136mEq/L dan osmolalitas
serum menurun <280 mOsm/kg
Penyebab
: asupan air berlebihan
D.
Gangguan tubuh karena kelebihan Elektrolit
Ketidakseimbangan elektrolit meliputi :
a. Ketidakseimbangan
Natrium
Nilai laboratorium normal untuk natrium
serum adalah 135-145 mEq/L.
1. Hipernatremia
Hipernatremia
adalah kondisi dimana nilai konsentrasi natrium lebih tinggi dari konsentrasi
normal di dalam cairan ekstrasel, yang dapat disebabkan oleh kehilangan cairan
yang ekstrim atau kelebihan natrium total. Apabila penyebab hipernatremia
adalah peningkatan sekresi aldosteron , maka natrium dipertahankan dan kalium
diekskresi. Ketika terjadi hipernatriema, tubuh berupaya mempertahankan air
sebanyak mungkin melalui rebsorpsi air di ginjal. Tekanan osmotic interstisial
meningkat dan cairan berpindah dari sel ke dalam cairan ekstrasel sehingga
menyebabkan sel-sel menyusut dan menggangu sebagian besar proses fisiologis
seluler.
Penyebab serta
tanda dan gejala hipernatriema :
Penyebab è mengkonsumsi sejumlah besar larutan garam pekat,
pamberian larutan salin hipertonik lewat IV secara iatrogenic, sekresi
aldosteron yang berlebihan
Tanda dan
gejala è Pemeriksaan fisik : demam tingkat rendah, lidah dan membrane mukosa
kering, agitasi, konvulsi, gelisah, oliguria atau anuria, rasa haus, kulit
kering dan kemerahan
Hasil pemeriksaan
laboratorium : natrium
serum >1,5 mEq/L, osmolalitas serum >295 mOsm/kg, dan berat jenis urine
>1,030 (jika kehilangan air bukan disebabkan oleh disfungsi ginjal)
Penanganan
hipernatremia adalah dengan pemberian cairan sampai defisit cairan tergantikan.
Cairan yang diberikan adalah dextrose-5% atau NaCl-0,45%, tidak diberikan H2O
karena dapat menyebabkan hemolisis.
b. Ketidakseimbangan
Kalium
Nilai laboratorium normal untuk kalium
adalah 3,5-5,0 mEq/L.
1. Hiperkalemia
Hiperkalemia
merupakan kondisi lebih besarnya jumlah kalium daripada nilai normal kalium di
dalam darah. Penyebab utama hiperkalemia adalah gagal ginjal, adanya penurunan
fungsi ginjal akan mengurangi jumlah ekskresi kalium oleh ginjal (Weldy, 1992).
Penyebab serta
tanda dan gejala kiperkalemia :
Penyebab Gagal ginjal, dehidrasi hipertonik, kerusakan seluler
yang parah seperti akibat luka bakar dan trauma, pemberian kalium melalui IV
dalam jumlah besar secara latrogenik, insufisiensi adrenal, asidosis, infuse
darah yang berlangsung cepat, penggunaan diuretic yang mempertahankan kalium
Tanda dan
gejala è Pemeriksaan fisik : denyut nadi tidak teratir dan lambat, hipotensi,
kesemasan/ansietas, iritabilitas, parestesia, kelemahan
Hasil pemeriksaan
laboratorium : kalium
serum >5,3 mEq/L
Penanganan
Hiperkalemi Terapy meliputi penyebab dan hemodialisis.Managemen
hiperkalemia yang mengancam jiwa antara lain :
Ø IV
: dextrose 50 gr dengan 20 unit insulin
Ø IV
: kalsium klorida 10% 5-10 ml
Ø IV
: sodium bikarbonat 50-100 ml
c. Ketidakseimbangan
Kalsium
Nilai laboratorium normal untuk kalsium
serum adalah 4-5 mEqlL.
1. Hiperkalsemia
Hiperkalsemia
adalah peningkatan konsentrasi total kalsium dalam serum dan peningkatan
kalsium yang terionisasi. Seringkali hiperkalsemia merupakan suatu gejala dari
penyakit pokok yang menyebabkan resorpsi tulang berlebihan disertai pelepasan
kalsium.
Penyebab serta tanda dan gejala
hiperkalsemia :
Penyebab è Hiperparatiroidisme,
metastase tumor tulang, penyakit Pagel, osteoporosis, imibilisasi yang lama
Tanda dan gejala è Hasil
pemeriksaan fisik : penurunan tonus otot,
anoreksia, mual dan muntah, kelemahan, latergi, nyeri pada punggung bagian
bawah akibat batu ginjal, penurunan level kesadaran, henti jantung
Hasil pemeriksaan laboratorium
: kalsium serum >5 mEq/L, sinar X
menunjukkan adanya osteoporosis yang menyeluruh, kavitasi tulang yang menyebar,
batu saluran kemih radioopak (terlihat warna putih pada rongen), peningkatan
keratin >1.5 mg/100ml karena kekurangan cairan atau kerusakan renal akibat
urolitiasis
d. Ketidakseimbangan
Magnesium
Nilai laboratorium normal untuk
magnesium serum adalah 1,5-2,5 mEq/L.
1. Hipermagnesemia
Hipermagnesemia terjadi ketika
konsentrasi magnesium serum meningkat sampai di atas 2,5 mEq/L. Hpermagnesemia
dapat menurunkan eksitabilitas sel-sel otonom.
Penyebab serta
tanda dan gejala hipermagnesiema :
Penyebab Gagal
ginjal, pemberian magnesium parenteral yang berlebihan
Tanda dan gejala è Hasil
pemeriksaan fisik : refleks tendon dalam
hipoaktif, pernafasan dan frekuensi denyut jantung dangkal dan lambat,
hipotensi, kemerahan
Pemeriksaan laboratorium : magnesium
serum >2,5mEq/L
e. Ketidakseimbangan
Klorida
Nilai laboratorium normal untuk klorida
serum adalah 100-106 mEq/L.
1. Hiperkloremia
Hiperkloremia
terjadi jika kadar klorida serum meningkat sampai di atas 106 mEq/L,
menyebabkan penurunan nilai bikarbonat serum. Hipokloremia dan hiperkloremia
jarang terjadi sebagai akibat dari proses penyakit yang tunggal, tetapi umumnya
berhubungan dengan ketidakseimbangan asam-basa. Tidak ada satu rangkaian gejala
yang berhubungan dengan perubahan ini.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
·
Cairan
tubuh adalah cairan yang terdiri dari air dan zat terlarut.
·
Elektrolit
adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-pertikel yang bermuatan listrik
yang disebut dengan ion jika berada dalam larutan.
·
Komponen
cairan tubuh terdiri dari air dan zat terlarut.
·
Kompartemen
cairan tubuh terdiri dari cairan intra seluler (CIS) dan cairan ekstraseluler
(CES).
·
Gangguan
keseimbangan cairan yaitu ketidak seimbangan isotonik, sindrom ruang ketiga,
ketidakseimbangan osmolar.
·
Gangguan
elektrolit yaitu ketidakseimbangan natrium, kalium, kalsium, magnesium, dan
klorida.
B. Saran
Pasien yang
mengalami gangguan cairan dan elektrolit sebaiknya segera ditangani karena
sebagian besar dalam tubuh manusia terdiri dari cairan dan elektrolit dan
apabila tidak segera ditangani akan menyebabkan kematian
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar